Senin, 22 Januari 2018

SISTEM SARAP, OTOT DAN TENDON

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
Sistem Saraf, Sistem Otot pada Katak dan
 Refleks pada Tendon manusia

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Dosen Ibu Siti Nurkamilah, M. Pd.
Disusun oleh :
 KELOMPOK 3
Elvia Desmonda           (15542022)
Ai Nur Rela Rismayani          (15542002)
Neti Haryati                  (15542004)
Dina Nur Agnia            (15541003)
Erma Juwita                 (15542005)
Abdul Rouf                            (15542024)
                                            Kelas : 3-A
Pendidikan Biologi


Institus Pendidikan Indonesia  (IPI)
Garut  2018

A.    Judul Praktikum
“Sistem saraf dan sistem otot pada katak  (Fejervarya cancrivora) serta Refleks tendon pada manusia”

B.     Waktu dan Tempat  Praktikum
Waktu : Senin , 15 Januari 2018
Tempat : Laboratorium Fisiologi Hewan UPI Bandung

C.    Tujuan
·         Sistem saraf : Mempelajari refleks normal dan refleks spinal pada katak (Fejervarya cancrivora)
·         Sistem otot :    -    Mempelajari respon otot terhadap beragai macam rangsangan
-          Mengukur kecepatan kontraksi tunggal otot rangka
-          Mempelajari periode-periode kontraksi otot yang mengalami kelelahan
·         Refleks tendon : Mempelajari refleks tendon pada patella manusia
D.    Dasar Teori
a.       Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
·         Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
·         Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
·         Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar
b.      Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
https://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/neuron.jpg?w=627
a)      Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
b)      Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c)      Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
1)      Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2)       Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
3)      Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase.  Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.
c.       Susunan Sistem Saraf
Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf.  Sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Tiap bagian susunan saraf puasat mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tertentu dari otak dan selanjtnya mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang tepat mengenai fungsi bagian-bagian tersebut. Apabila suatu bagian tumbuh dirangsang, maka bukan bagian itu saja yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut, tetapi dapat juga bagian-bagian tubuhn yang lain. Hal ini terjadi bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsanngan tersebut    diteruskan melalui saraf aferen berpusat.
Dipusat ransangan tersebut diteruskan melaluii beberapa saraf asesoris menuju ke beberapa saraf eferen dan lebih dari satu efektor.  Jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi
Unit dasar aktivitas integrative saraf adalah busur reflex. Busut ini terdiri dari organ sensorik, reseptor neuron aferen, satu sinap lebih pada integrasi sentral, neuron aferen dan efektor. Pada mamalia dan manusia , hubungan neuron aferen dan eferen saraf somatic adalah dalam otak atau medulla spinalis.
Neuron aferen masuk melalui radiks dorsal atau saraf-saraf kranial dan badan selnya terletak pada ganglion radiks dorsal atau ganglion yang sejenis dari saraf kranial. Serabut eferen meninggalkan rangsang melalui radiks ventral atau saraf motoric kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam refleks, yaitu :

·         Reflex monosinaps : dimana hanya terdapat satu sinaps antara serabut aferen dan eferen (contoh : reflex pada bagian pantella atau reflex Achilles)
·         Reflex polisinaps yang mempunyai busur reflex dengan lebih dari satu interneuron diantara neuron (contoh : reflex pada kornea mata)
Aktivitas refleks baik ynag monosinaps dan polisinaps adalah streotipe dan spesifik menurut perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbulkan jawaban tertentu.
a.       Sistem otot
Otot disebut alat gerak aktip karna mampu menghasilkan gerakan tubuh. Jaringan otot seperti jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat iritabilasi), mampu merambatkan implus (sifat konduktifitas),mampu melaksanakan metabolisme dan treproduksi. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemapuannya untuk berkontraksi (sifar kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas ini disebabkan sel-sel otot protein kontraktil, yaitu aktip dan miosin yang tidak dimiliki oleh jaringan yang lain.
Sifat irritabilitas otot ditunjukkan oleh kemampuan otot untuk mengenl dan merespon rangsangan yang langsung mengenainya, tanpa tergantung dari jaringan saraf yang biasanya mengaktipkannya, tanpa tergantung dari jaringan sarafnya mengaktipkannya. Sifat irribilitas ini dapat melemah, mosalnya otot dalam keadaan lelah, dan dapat meningkat apabila otot dalam kondisi yang optimum(cukup makanan dan oksigen).
Kemampuan otot bergerak dikarnakan sel otot mengandung protein kontraktil, yaitu miosin sebagai penyusun filamen tabel, aktin, tropomiosin dan troponin sebagai penyusun filamen tipis. Selama kontraksi, filamen-filamen bergerak relatif satu terhadap yang lain untuk menghasilakan pemendekan fan tegangan, pergeseran terjadi akibat siklus jembatan silang miosin yang berulang-ulang dengan mengguanakan energi ATP, yang dipicu oelh tingkat Ca++ sistolik yang dibebaskan akibat adanya eksitasi pada membran sel otot. Ada 3 macam otot, yaitu otot polos, otot rangka, dan otot jantung yang struktur fungsi serta sifat kontraksinya berbeda-beda
b.      Refleks pada tendon manusia
Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Contohnya ditubuh kita terdapat otot rangka yang bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan kita untuk berjalan, melompat, mengangkat, dan bergerak. Ketika otot berkontraksi, maka tendon lah yang menarik tulang dan menyebabkan terjadinya gerakan.tendon termasuk dalam kategori jaringan ikat.
Sebuah tendon yang utuh dibangun dengan membentuk dan menggabungkan beberapa lapisan jaringan ikat susunan tendon, meliputi Kolagen, Endomisium, Perimisium, Epimisium, Fasia dalam. Struktur tendon susunan yang paling kecil sampai membentuk unit tendon, meliputi Fibril , Serat kolagen, bundel serat primer (subfasicles), kbundel serat sekunder (fascicles, bundel serat tersier.endotenon, epitenon dan paratenon.
Refleks patela (tempurung lutut) adalah refleks sistem saraf berupa refleks kontraksi otot di sekitar patela sehingga kaki akan terlihat seperti menendang . Refleks patela disebut juga dengan Knee Pess refleks  (KPR). 
Refleks patela merupakan refleks tendon dalam dan juga merupakan refleks monosynaptic  karena hanya satu sinaps yang menyeberang untuk melengkapi sirkuit yang memicu refleks yaitu ketika area di bawah tempurung lutut  dipukul dengan palu refleks, otot paha depan di paha berkontraksi, dan menyebabkan kaki  menendang keluar. Respon ini tidak melibatkan otak , hanya sumsum tulang belakang.
  
A.    Alat dan Bahan
·         Alat dan bahan system saraf



1.       
Gelas kimia
 Untuk  tempat air
2.       
Statif
Untuk menggantung katak yang telah didekapitasi
3.       
Bak bedah
Untuk menyimpan katak
4.       
Sonde
Untk membantu memberikan rangsang mekanik dan kimia
5.       
Gunting bedah
Untuk dekapitasi katak
6.       
Katak
Spesimen yang digunakan untuk uji sistem saraf
7.       
Larutan HNO3 Pekat
Larutan yang memberi rangsangan kimia
8.       
Larutan H2SO4 : 1%, 3%, 5%
Larutan yang memberi rangsangan kimia
9.       
Larutan fisiologis ( NaCl 0,6%)
Larutan yang digunakan menutup luka agar tidak infeksi dan darah berhenti mengalir

·         Alat dan bahan refleks tendon pada manusia
No
Nama Alat
Fungsi
1
Gunting Bedah


Untuk membedah
2
Pinset


Untuk menjepit
3
Benang

Untuk mengikat otot pada kimograf
4
Jarum pentul



Untuk menusuk
5
Kapas

Untuk menyerap air
 6
Cawan petri


Untuk menyimpan air
 7
Kymograph

 Untuk mengukur gerak otot
 8
Stimulator


Untuk menjepit ke bagian otot
 9
Flaw-Jaw Clamp

Untuk memberikan rangsangan
10
Katak

Spesimes yang digunakan
11
Larutan fisiologis (ringer’s)


Larutan yang digunakan dalam otot gastrocnemius (otot betis)



·         Alat dan bahan refleks tendon pada manusia
1.       
Palu


Untuk memukul bagian bawah lutut dalam test refleks tendon
  
F.    Cara Kerja
a.      Cara Kerja Sistem Saraf
·         Katak normal
1.      Memegang  katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatnkan batang pengaduk / sonde pada daerah mata. mengamati refleks yang terjadi.
2.      Mnyentuh nares eksterna pada katak tersebut dan mengamati gerakan nares eksterna tersebut.
3.      lMengusap  bagian tenggorokan sampai bagian perut dan memperhatiakan gerakan anggota badan anterior.
4.      Menggores/ menyentuh bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi.
5.      Memegang kedua kaki depan katak dan membiarkan kaki belakang bebas, kemudian menggoreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam larutan HNO3 pada punggungnya. Mengamati apa yang terjadi.
6.      Melakkan sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
·         Katak yang di dekapitasi
1.      melakukan dekapitasi dengan cara memasukan guntung bedah kedalam mulut katak  dan angkat kepalanya, kemudian menggunting di bawah membrane timpani.
2.      Menutup ujung potongan tersebut dengan kapas yang sudah diberi larutan fisiologis.
3.      Menggantung katak pada statif dengan mengkait rahang bawahnya , dan menunggu sampai kataknya sadar.
4.      Memasukan katak tersebut kedalam akuarium, perhatikan gerakannya.
5.      Menelentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk membalikan badannya atau tidak.
6.      Meletkan katak pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut, perhatiakn gerakannya.
7.      Mencuci bagian kaki katak
8.      Mengantung kembali katak pada bagian bawah rahangnya di statif.
9.      Melakukan sumasi rangsang zat kimia yaitu larutan H2SO4 dengan konsentrasi 1%, 3% dan 5%. Celupkan ujung jari katak dari larutan yang konsentrasi terlemah sampai konsentasi yang paling kuat secara berurutan, ulangi beberapa kali sampai terjadi respon.

Menyentuh jari kaki belakan, jari kaki depan dan bagian vental/perut katrak dengan benda panas. Memperhatikan reaksi yang terjadi
1.       
a.      Cara kerja sistem otot
1.      Mengisolasi otot gastrochnemios (otot betis)
a)      Potonglah bagian kepala katak mulai dari sebelah belakang membrane timpani (dekapitasi)
b)       Rusaklah susmsum tulang belakang dengan cara menusuk dengan kawat atau sonde sedalam dalamnya sehingga katak menjadi lemas
c)      Untuk mendapatkan otot gastrochnemios dari sebuah katak, lalukn cara sebagai berikut .
·         Pisahkan gastrochnemios tersebut dari otot lainnya dengan cara memasukkan sonde pada daerah pada otot tersebut dengan otot lainnya
·         Lepaskan pula bagian tendoaciles pada daerah tumit katak dengan menggunakan gantung
·         Ikatrkan sehelai benang pada bagian ujung tendon paha, potonglah bagian benang yang lebih sehinnga msih memungkinkan untuk diikatkan pada otot
·         Pisahkan otot paha dari saraf seciatiknya. Ikatlah seciatik tersebut dengan sehelai benang dan potonglah pada bagian atas dari ikatan tadi.
·         Potonglah otot dan tulang pahanya
·         Selamaa melaakukan kegiatan di atas tubuh katak terutama otot gastrocmenios selalu di basahi dengan larutan linger’s dengan demikian puyla pada waktu melaksanakan percoban.
2.      Pengaruh berbagai rangsang terhadap kosentrasi otot
a)      Letakkan katak pada bagian punggungnya pada bak bedas
b)      Melkukan rangsangan elektrik : kawat di hubungkan dengan stimulator di tempatkan pada otot dan kemudian di berikan pada arus
c)      Perhatikan hasil pemberian rangsang tersebut.
3.      Respon otot terhadap rangsang tunggal dengan instensitas rangsang yang berbeda
a)      Memasang peralatan yang akan di gunakan sedemikian rupa sebelum di mengisolasi gastrocmenius
b)      Memisahkan sebagian tulang dan otot pemur dari bagian tubuh katak lainnya , tulang pemur di jepit pada penjempit tulang sedangkan benang yang mengikat tendor achiles dihubungkan dengan penggikat otot
c)      Perangsanagan otot dilakukkan dengan kawat listrik yang di h7bungkan dengan rangsang induksi pada stimulator sedangkan signal magnet di hubungkan pada magnet untuk rangsangan pertama di berikan tegakan arus kecil, sedang dan kuat
d)     Percobaan di hentyikan apabila sudah di dapatkan kontraksi maksimal dari otot tersebut
4.      Kontraksi tunggal otot rangsang
a)      Alat yang di gunakan sama dengan percobaan 3 di tambah dengan garputara yng di pasang di bwah signal magnet, pencatatan di lakukan dengan putaran tromol cepat
b)      Memasang gastrocmenius yang baru sesuai dengan percobaan 3
c)      Perhatikan kedudukn semua jarum pencatatan pada tromol dan harus berada pada bidang pertikal yang sama
d)     Selanjutnya memberikan rangsangan elektrik yang cukup kuat pada otot gastrocmenius , kemuadian memutar tromol dan getarkan garpultaranya
e)      Mengulangi percobaan tersebut diusahkan grafik yang di hasilkan tidak menggangu grafik lainnya. Jangan memberikan rangsangan apapun pada otot tersebut sebelum di gunakkan akan hasil yng di harapkan cukup baik
f)       Tentukan daerah yang termasuk periode laten, periode kontraksi, dan periode relaksasi
a)       
1.      Kelelahan (tetanus)
a)      Setelah percobaan 4 diperoleh hasil percobaan yang baik, rangsanglah otot tersebut berkali kali tanpa mencatat pada kimograf
b)      Selanjutnya apabaila gejala kelelahan terlihat buatlah pencatatan kontraksi otot
c)      Bandingkan grafik yang di dapatkan dengan grafik dari percobaan 4
c.      Cara kerja refleks pada tendon manusia
a)      Praktikan duduk pada tempat yang sudah disediakan dengan keaadaan kaki bebas atau santai
b)      Memukul ligamentum pantella dibawah tempurung lutut dnegan palu
c)      Perhatikan gerakan kakinya
d)     Pada praktikan berbeda, telapak tangan menghadap keatas sejajar dengan dada
e)      Memberikan tekanan pada bagian telapak tangan
f)       Perhatikan gerakan yang terjadi 

A.    Hasil pengamatan
a.      Hasil pengamatan sistem saraf
·         Katak normal
Jenis rangsang (Reseptor)
Tanggapan yang diberikan katak (efektor)
Batang pengaduk didekatkan ke daerah mata
Selapu mata tertutup
Menyentuh bagian nares eksterna katak dengan btang pengaduk
Nares eksterna tertutup
Mengusap bagian tenggorokan sampai perut
Anggota badan anterior bergerak
Mengoleskan larutan larutan HNO3  pada bagian punggung
Katak Berontak
Memberikan sumasi rangsangan kimia dengan Mencelupkan ujung jari katak :
1.      Larutan  H2SO4  1%
2.      Larutan  H2SO4  3%
3.      Larutan  H2SO4  5%


Kaki menjadi di lengkungkan
Kaki bergerak
Bergerak terus menerus

·         Katak yang didekapitasi
Jenis rangsang (Reseptor)
Tanggapan yang diberikan katak (efektor)
Melakukan dekapitasi dan diberikan kapas dengan larutan biologi
Katak masih bergerak
Memasukan katak yang telah di dekapitasi kedalah gelas kimia berisi air
Sudah tidak bergerak sama sekali
Menelentangkan katak
Tidak berusaha membalikan badan
Meletakan katak pada bidag miring
Tidak bergerak sama sekali
Melakukan

Memberikan sumasi rangsangan kimia dengan Mencelupkan ujung jari katak :
1.      Larutan  H2SO4  1%
2.      Larutan  H2SO4  3%
3.      Larutan  H2SO4  5%


Kaki Bergerak  tidak beraturan
Tidak bergerak
Tidak bergerak
Menyentuh jari kaki belakang, jari kaki depan dan bagian ventral/perutnya dengan batang pengaduk panas
Tidak bergerak

b.      Hasil pengamatan sistem otot

Jenis rangsangan yang diberikan
Tanggapan yang diberikan
keterangan
Elektrik
Bereaksi dan bergerak secara cepat.



Besarnya intensitas rangsangan
Tanggapan yang diberikan oleh otot
Keterangan
Minimal
Berekasi dan bergerak  +

Sub maksimal
Berekasi dan bergerak ++

Maksimal
Berekasi dan bergerak+++





Grapik yang diperoleh
Keterangan




Grafik tersebut merupakan hasil dari kymograph yang mengkur kerja otot dengan arus atau stimulus minimal, sub.maksimal dan maksimal.

Tunggal

Ganda (Sumasi)



Tetatus








Otot yang diberi rangsangan kuat
  
c.       Hasil pengamatan Refleks pada tendon
Nama
Respon
Keterangan
Ibnu Al-Jawami
Kaki bergerak seperti menendang
Refleks tendon masih berfungsi
Elvia Desmonda
Tangan seperti memantul kebagian atas
Refleks tendon masih berfungsi







F.     Pembahasan
a.      Pembahasan Sistem Saraf
Pada praktikum ini akan mengetahui refleks  normal dan refleks spinal pada katal sawah (Rana cancrivora). Adapun klasifikasinya adalah
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class                : Amphibia
Ordo                : Anura
Familia : Ranidae
Genus              : Fejervarya
Species            :Fejervarya cancrivora

Katak tersebut akan diberi perlakuan pada saat masih dalam keadaan normal dan setelah didekapitasi. Dekapitasi merupakan pengurangan kepala bagian atas sehingga terpisah dari bagian tubuhnya. 
Katak sebenarnya memiliki beberapa kemampuan untuk menerima rangsangan atau Reseptor , yaitu :
·         Mekanoreseptor, yang mengenali kompresi mekanis atau peregangan pada reseptor atau jaringan yang berdekatan dengan reseptor
·         Termoreseptor, dipakai untuk mengenali perubahan-perubahan suhu, beberapa reseptor mengenali suhu dingin dan lainnya suhu panas
·         Nosiseptor (reseptor nyeri), dipakai untuk mengenali kerusakan jaringan yang terjadi, apakah kerusakan fisik atau kerusakan kimiawi
·         Reseptor elektromagnetik, dipakai untuk mengenali cahaya yang sampai pada retina mata
·         Kemoreseptor, yang dipakai untuk mengenali rasa/pengecapan dalam mulut, bau-bauan dalam hidung, kadar oksigen dalam darah arteri, osmolalitas cairan tubuh, konsentrasi karbon dioksida, dan mungkin juga faktor-faktor lainnya yang menyusun keadaan kimiawi tubuh.
Tetapi pada praktikum ini hanya diberikan beberapa reseptor saja.
a)      Katak Normal
Perlakuan pertama adalah menggenggang kedua kaki belakang katak, kemudian diberikan reseptor berupa batang pengaduk didekatkan pada bagiaan mata. Pada mata kanan atau mata kiri ketika terkena oleh batang pengaduk bagian selaput mata katak berkedip dan menutup.
Perlakuan kedua  diberikan reseptor atau rangsangan berupa menyentuh nares eksterna katak menggunakan batang pengaduk. Nares eksterna tersebut menutup ketika disentuh.
Perlakuan ketiga diberikan reseptor atau rangsangan berupa mengusap bagian tenggorokan sampai bagian perut. Dan anggota badan bagian anteriornya bergerak.
Perlakuan keempat diberikan reseptor atau rangsangan pada bagian lateral atau dorsal tubuh katak dengan mengusapnya. Katak tidak berbunyi, tetapi pada bagian tenggorokannya mengembang dan mengempis
Perlakuan kelima adalah kaki depan katak dipegang sedangkan kaki belakang dibiarkan bebas. Kemudian diberikan rangsangan kimia berupa goresan batang pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam larutan HNO3 pada punggungnya. Seluruh badan katak bergerak dan Katak terus berontak . setelah beberapa saat terlihat goresan berwarna putih dibagian punggungnya. Hal tersebut yang membuat katak berontak.
Perlakuan keenam diberikan rangsangan kimia dengan menyelupkan ujung jari kaki katak ke dalam larutan Larutan  H2SO4  1%, 3% dan 5%. Di mulai dari yang konsentrasi terkecil . pada saat ujung jari katak diberikan larutan H2SO4  1% kakinya  menjadi dilengkungkan. pada saat ujung jari katak diberikan larutan H2SO4  3% kakinya  bergerak. Sedangkan pada saat ujung jari katak diberikan larutan H2SO4  5% kakinya  bergerak terus menerus.
Gerakan refleks  pada katak normal yang diberikan 6 rangsangan yang berbeda berupa rangsangan mekanis dan rangsangan kimia. Rangsangan mekanis terjadi pada perlakuan pertama, kedua,ketiga dan keempat.  Sedangkan rangsangan kimia terjadi pada perlakuan kelima dan keenam.
Ketika diberikan rangsangan mekanis atau rangsangan kimia katak normal masih memberikan respon atau efektor yang benar, menandakan bahwa system koordinasi/saraf , baik saraf pusat yang terdiri atas otak dan sum-sum tulang belakang dan saraf tepi yang terdiri atas saraf simpatis dan otonom masih bekerja dengan baik. 
 Mekanisme gerak refleks yang terjadi pada katak normal merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran. Refleks fleksor (monosinaps), penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang dimuali dari fleksi pada anggota badan yang juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar.
Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit katak normal akan bereaksi ketika ada zat asing yang menyentuh kulitnya. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-impuls menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf menerima impuls dan mengahntar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan rangsangan karena dirangsang  oleh impuls saraf motorik.
Sama seperti pada hewan lain dan pada manusia , katak memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu alat indera. Bagian tubuh ini disebut reseptor. Reseptor ini memiliki syaraf-syaraf khusus yang bisa mendeteksi rangsangan tertentu. Misalnya :rangsang cahaya pada mata , rangsang sentuhan, suhu, gesekan,  rasa sakit pada kulit ,bau pada hidung, rasa pada lidah dan suara pada telinga.
Setelah itu syaraf-syaraf yang disebut neuron reseptor ini akan mengirimkan sinyal listriksusm-sum tulang belakang. Kemudian susm-sum tulang belakang akan mengirim respon menuju organ yang disebut efektor. Efektor meliputi otot, kelenjar dan lain-lain sehingga katak normal memeberikan respon yang berbeda sesuai dengan rangsangan yang diberikan.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks. Lengkung refleks adalah unit dasar kegiatan saraf terpadu yang terdiri dari reseptor, neuron aferen, satu sinaps atau lebih, neuron eferen dan efektor. Lengkung refleks yang paling sederhana disebut monosinaptik, yang hanya mempunyai sinaps tunggal antara neuron aferen dan neuron eferen.
Semua lengkung (jalur refleks) terdiri dari komponen yang sama.
a)      Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.
b)      Jalur aferen melintas sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla spinalis.
c)      Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya atau dihambat pada bagian ini.
d)     Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor, yang akan merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas.
e)      Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau kelenjar yang merespon.
Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.
Urutan perambatan impuls  gerak refleks pada katak yaitu:

a.       Katak yang didekapitasi
Perlakuan pertama adalah melakukan dekapitasi pada katak. Diamana dilakukan pengurangan pada bagian kepala sehinnga tidak memeiliki otak. Kemudian diberi larutan fisiologi NaCl 0,6 mol dan di gantung kembali pada statif sampai sadar. Larutan ini merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh katak, tidak iritan, melindungi ranulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan sehingga pendarahan pada katak bisa berkurang. Katak ini mengalami ketidaksadaran beberapa menit. Seperti pada gambar dibawah ini :

Perlakuan kedua , setelah sadar katak dimasukan kedalam gelas kimia . katak masih tidak bergerak.
Perlakuan ketiga katak ditelentangkan pada bak bedah , tetapi masih tidak ada respon masih tidak bergerak sama sekali.
Perlakuan keempat katak diletakan pada bidang miring mengarah kea rah bawah. Katak masih tidak bergerak sama sekali.
Perlakuan kelima katak kembali ngkan pada statif, dan diberikan rangsangan kimia dengan menyelupkan ujung jari kaki katak ke dalam larutan Larutan  H2SO4  1%, 3% dan 5%. Di mulai dari yang konsentrasi terkecil . pada saat ujung jari katak diberikan larutan H2SO4  1% kakinya  bergerak tidak beraturan. pada saat ujung jari katak diberikan larutan H2SO4  3% dan H2SO4  5% baik kaki maupun bagian tubuh lain sudah tidak  bergerak.
Gerakan refleks  pada katak normal yang diberikan 5 rangsangan yang berbeda berupa rangsangan mekanis dan rangsangan kimia seperti pada katak normal , hanya bedanya katak ini sudah didekapitasi. Rangsangan mekanis terjadi pada perlakuan pertama, kedua,ketiga dan keempat.  Sedangkan rangsangan kimia terjadi pada perlakuan kelima dan keenam.
Ketika diberikan rangsangan mekanis atau rangsangan kimia katak yang didekapitasi  memeberikan respon yang tidak beraturan , adakalanya merespon dengan gerakan dan kadanag tidak, menandakan bahwa system koordinasi/saraf  baik saraf pusatnya
Perlakuan keenam katak diberikan rangsangan suhu dengan  Menyentuh jari kaki belakang, jari kaki depan dan bagian ventral/perutnya dengan batang pengaduk panas . tetapi katak masih tidak bergerak.
Setelah didekapitasi katak ini diberikan beberapa rangsangan berbeda, terdiri dari rangsangan mekanik, rangsangan kimia, dan rangsangan suhu. Dari ketiga rangsangan tersebut hanya sebagian kecil respon yang diberikan katak, yaitu hanya pada saat diberikan respon kimia dengan pencelupan ujung jari pada larutan H22SO4 dengan konsentasi 1 % itupun gerakan yang dihasilkan tidak beraturan. Selebihnya katak sudah tidak memberikan respon apapun . Hal tersebut terjadi karena system koordinasi katak yang didekapitasi sudah terganggu karena salah satu system saraf pusat yaitu bagian otaknya sudah hilang sehingga hanya memiliki sum-sum tulang belakang sebagai penerima reseptor gerak refleks.
Bagian otak katak yang sudah tidak ada merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam tulang tengkorak dan diselubungi oleh jaringan, berupa jaringan meninges.Selain berperan dalam system gerak sadar, otak juga bereperan dalam beberapa gerakan refleks otak , sehingga setelah kehilangan otak beberapa gerakan katak sudah berhenti.

Pada otak amphibi terdapat bagian-bagian yang penting dalam system koordinasi, seperti di bawah ini .

a)      Lobus olfaktorius
Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini tidak terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan penonjolan dari bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus olfaktorius sebagai pusat pembau.
b)      Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
c)      Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara serebrum dan mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of Glands
d)     Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang.

a)      Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung (pusat pengatur percepatan dan penghambat denyut jantung) , tekanan darah (pusat pengaturan penyempitan dan pelebaran pembuluh darah), volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain.
Pada saat dekapitasi juga ada kemungkinan sum-sum tulang belakang katak nya mengalami kerusakan. Sehingga untuk gerakan-gerakan refleks pun sudah tidak ada dan tidak memeberikan frespon apapun. Seperti kita ketahui sum-sum sulang belakang atau medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian servikalis. Adapun gambar sum-sum tulang belakang pada amfibi adalah :


Medulla spinalis berfungsi menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks. Sehingga ketika sum-sum tulang belakang mengalami kerusakan tidak ada lagi gerak refleks yang terjadi.dan Pada praktikum ini katak yang telah didekapitasi akhirnya mati karena system sarafnya sudah tidak berfungsi.
a.       Pembahasan Sistem otot
Pada praktikum otot ini menggunakan katak sebagai bahan uji coba.  Otot yang diambil merupakan bagian gastrocnemius atau yang kita kenal sebagai otot betis. Otot pada bagian ini digunakan karena  merupakan pada  otot paling tebal, selain itu merupakan otot rangka yang bekerja dengan kuat.
Kaki katak dipotong bagian betisnya untuk mengambil otot. Otot tersebut diikat menggunakan benang dan dihubungkan dengan alat yang akan  digunakan. Otot ini kemudian diberikan  rangsangan elektrik dengan menggunakan alat kymograph. Rangsangan elektrik ini berupa kawat yang dihubungkan dengan stimulator,ditempatkan pada otot dan kemudian diberi arus atau stimulus. Stimulus yang yang diberikan terdiri atas Stimulus minimal (arus kecil), stimulus sub.maksimal (arus sedang sampai kuat) dan stimulus maksimal (arus sangat kuat). Stimulus minimal adalah rangsang yang terkecil yang dapat menimbulkan tanggapan. Stimulus sub maksimal adalah rangsang yang intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai rangsang maksimal desangkan stimulus maksimal adalah rangsangan yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal.
Sebelum dilakukan pemberian arus atau stimulus, otot gastrocnemius tidak diberikan arus atau stimulus apapun, otot tidak sama sekali bereaksi sehinga menunjukan garis lurus pada grafik yang dihasilkan kymograph.
Ketika saat diberikan rangsangan, keadaan otot betis harus tetap basah dengan diberikan bahan larutan fisiologis (ringer's) dan jangan sampai kering, supaya ototnya bekerja serta memberikan rangsangan, sehingga kita dapat mengetahui hasil dari grafik,antara gerakan  tunggal,gerakan  ganda dan gerakan tetanus.

Adapun hasil yang didapat dari grafik adalah :


Setelah itu arus atau stimulus diberikan dari mulai yang paling kecil atau disebut dengan stimulus minimal otot mulai bereaksi dan menghasilkan garis tunggal dengan interval cukup panjang pada grafik  yang dihasilkan kymograph.

        Arus atau stimulus sub. maksimal diberikan untuk kedua kalinya dimana arus ini cukup kuat sehingga dapat menimbulkan reaksi otot dan menghasilkan garis ganda atau sumasi pada grafik  yang dihasilkan kymograph.

Yang ketiga arus atau stimulus yang diberikan adalah stimulus maksimal diamana arus ini merupakan yang paling kuat sehingga otot bereaksi dengan sangat kuat dan cepat dan menimbulkan garis tunggal yang rapat.


Akhirnya otot menghasilkan garis testanus dimana otot mengalami kelelahan. Bila otot pada katak sudah tidak bereaksi meskipun sudah diberikan rangsangan,hal tersebut menunjukan bahwa otot pada katak sudah kelelahan dan  kehabisan ATP maka dari grafik akan menunjukan hasil garis lurus.Garis tetatus tersebut adalah : 


Garis-garis tersebut dapat tercatat pada hasil grafik kimograf karena adanya arus atau stimulus yang berikan sesuai dengan arus yang kita inginkan , tinggal mengatur pada alatnya saja. Apabila diperjelas, garis-garis tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini .



GAMBAR
Gerakan pada otot gastrocnemius
Kontraksi tunggal pada otot rangka dapat dibagi menjadi 3 periode :
1) Periode laten (periode tersembunyi) adalah waktu antara saat pemberian rangsang dengan permulaan terjadinya rangsang, berlangsung selama 0,01 detik. 2) Periode penegangan (kontraksi) adalah waktu berlangsungnya otot memendek  3) Periode pengenduran (relaksasi) adalah lamanya waktu otot kembali pada bentuk dan ukuran semula.


Kelelahan otot terjadi akibat adanya kontraksi otot yang kuat dan lama, di mana kelelahan otot hampir berbanding langsung dengan penurunan glikogen otot. Oleh karena itu sebagian besar kelelahan mungkin akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolik serat-serat otot untuk memberi hasil kerja otot yang sama

a.       Repleks pada tendon manusia
Untuk mengetahui reflekss pada tendon manusia ini tidak dilakukan praktikum langsung oleh praktikan, tetapi hanya dilakukan demonstrasi oleh ibu pembimbing hal yang pertama dilakukan adalah , Ibnu duduk dalam keadaaan santai pada tempat yang telah disediakan seperti gambar di bawah ini .


Kemudian bagian ligamentum patellanya di bawah tempurung lutut menggunakan palu. Pada saat di pukul dibagian lutut kanan kakinya bergerak seperti menendang dengan halus ke arah depan dan belakang . sedangkan ketika lutut kiri dipukul kakinya bergerk seperti menendang etapi gerakannya tidak terlalu terlihat seperti pada kaki kanan.
Gerak refleks ini merupakan salah satu jenis lung refleks yang paling sederhana yang disebut monosinaptik, karena hanya terdapat satu sinaps antara neuron sensori dan neuron motor.  Bergeraknya kaki secara tiba-tiba disebabkan karena pada saat tendon lutut dipukul, dan karena itu teregang, maka reseptor dalam tendon tersebut dirangsang, suatu impuls menjalar melewati lung refleks ke sumsum tulang belakang lalu kembali lagi; maka otot yang terpaut pada tendon tersebut berkontraksi yang mengakibatkan menjulurnya kaki secara tiba-tiba.
Refleks pada lutut, merupakan respon sederhana. Satu ketukan pada lutut akan menyebabkan tarikan pada tendon yang berkaitan dengan otot paha (otot kuadrisep). Akibatnya, kaki bagian bawah ikut tertarik. Reseptor regangan yang merupakan reseptor sensorik menerima tarikan itu. Kemudian, reseptor sensorik mengirimkan informasi ke sinapsis dengan neuron motorik pada sumsum tulang belakang. Selanjutnya neuron motorik mengirimkan impuls/sinyal menuju otot kuadrisep untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan bagian bawah tersentak kearah depan.
Selain itu pada orang yang berbeda dilakukan untuk pengetesan refleks tenton selain pada kaki, yaitu pada tangan. Hal ini dilakukan oeh dua orang, yaitu oleh ibu pembimbing dan Elvia Desmonda . hal pertama yang dilakukan Elvia adalah menengadahkan tangan sejajar dengan dada lalu diberikan tekanan oleh tangan pembimbing . gerakan yang dihasilkan oleh tangan yang diber tekanan tersebut adalah seperti memantul ke bagian atas dan bawah.
Gerakan refleks tendon tersebut bias terjadi karena dengan mekanisme seperti 


F.      Kesimpulan
·         Sistem saraf
Refleks pada katak normal masih berjalan dengan baik, dimana  katak masih memberikan respon ketika diberikan reseptor mekanik ataupun reseptor kimia karena otak dan sum-sum tulang belakangnya masih normal. Sedangkan refleks spinal pada katak yang telah didekapitasi tidak berjalan dengan baik. Dari beberapa reseptor mekanik , reseptor kimia, dan reseptor suhu, hanya pada pemberian reseptor kimia saja yang bereaksi itupun hanya gerakan tak beraturan karena otaknya sudah hilang dan sum-sum tulang belakangnya sudah mengalami kerusakan dan kataknya mati.
·         Sistem otot
Respon otot terhadap berbagai macam rangsangan yang diberikan berbeda tergantung arus atau stimulus yang diberikan. semakin kuat stimulus atau arus yang diberikan maka semakin besar pula kontaksi ototnya. Semakin kecil arus atau stimulus yang diberikan maka semakin lemah kontaksi ototnya.
Kecepatan kontaksi otot rangka sangat cepat terlihat dari grafik yang dihasilkan dari kimograf terdapat garis tunggal yang sangat rapat dan akhirnya mengalami tetanus ditunjukan dengan garis lurus.
Setelah diberikan arus atau stimulus otot akan mengalami kelelahan karena ATP dalam otot sudah habis.  Kelelahan otot terjadi akibat adanya kontraksi otot yang kuat dan lama, di mana kelelahan otot hampir berbanding langsung dengan penurunan glikogen otot. Oleh karena itu sebagian besar kelelahan mungkin akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolik serat-serat otot untuk memberi hasil kerja otot yang sama
·         Refleks pada tendon manusia
Refleks tendon pada praktikan masih berjalan dengan baik terlihar dari gerakan yang ditimbulkan





·         Pertanyaan system saraf
a.       Pada  katak yang telah didekapitasi apakah masih sanggung merespon setiap rangsangan yang diberikan ? jelaskan jawaban anda !
Jawab : Katak yang telah didekapitasi masih sanggup merespon beberapa rangsangan atau reseptor yang diberikan tetapi hanya sedikit. refleks pada katak yang telah didekapitasi tidak berjalan dengan baik. Dari beberapa reseptor mekanik , reseptor kimia, dan reseptor suhu, hanya pada pemberian reseptor kimia saja yang bereaksi itupun hanya gerakan tak beraturan karena otaknya sudah hilang dan sum-sum tulang belakangnya sudah mengalami kerusakan.
b.      Apakah yang dimaksud dengan refleks ? jelaskan bagaimana mekanismenya !
Jawab : Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Gerak refleks yang terjadi pada katak normal merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran atau tanpa kerja otak. Kecualu refleks otak. Refleks fleksor (monosinaps), penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang dimuali dari fleksi pada anggota badan yang juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan.
Mekanisme gerak refleks adalah :

·         Pertanyaan system Otot
1.      Sebutkan perbedaan respon otot terhadap tiga macam rangsangan yang dipakai!
Jawaban :
Kelompok kami hanya menggunkan rangsangan elektrik saja. Respon elektrik yaitu respon dengan bantuan aliran listrik.
2.      Rangsang manakah yang terbaik untuk dipakai di laboratorium dan mengapa?
Jawaban :
Rangsang mekanik, karena rangsang tersebut bersifat aman dan ramah terhadap lingkungan bagi laboratorium.
3.      Apa yang dimaksud dengan tendon dan apa fungsinya ?
Jawaban :
Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot. Tendon sering juga disebut sebagai urat otot.
Tendon berfungsi untuk menyeimbangkan tulang dan otot sehingga memudahkan terjadinya gerakan. Tendon yang menempel pada tulang dan dapat bergerak disebut insersio (insertian = sisipan), sedangkan tendon yang menempel pada tulang dan tidak dapat bergerak disebut origo (origin = asal). Struktur tendon pada ujung otot terlihat mengecil, liat dan keras.
4.      Apakah perbedaan stimulus minimal, stimulus sub maksimal dan stimulus maksimal?
Jawaban:
-          Stimulus minimal adalah rangsang yang terkecil yang dapat menimbulkan tanggapan.
-          Stimulus sub maksimal adalah rangsang yang intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai rangsang maksimal.
-          Stimulus maksimal adalah rangsangan yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal.
5.      Hitunglah berapa waktu laten dan waktu kontraksi serta waktu relaksasi otot gastrocnemius?
Jawaban :
-          Waktu laten yaitu berada pada kisaran waktu 5 menit
-          Waktu kontraksi berada pada kisaran waktu 5 menit
-          Waktu relaksasi berada pada kisaran waktu 5 menit.
6.      Bagaimana beda waktu laten,kontraksi dan relaksi otot pada percobaan 1 dan 2?
Jawaban :
Waktunya jelas berbeda tergantung pada jenis perlakuannya dan kisaran waktu tersebut jelas berbeda-beda tergantung pada jenis perlakuan percobaannya.





Daftar pustaka
http://lenimaryati.blogspot.co.id/2011/06/sistem-saraf-amphibia.html
https://famelia28.wordpress.com/2015/12/23/gerak-http://cocosnucifera1.blogspot.co.id/2017/01/sistem-saraf-dan-otot-katak-upi.html
http://www.softilmu.com/2015/10/Pengertian-Struktur-Fungsi-Macam-Macam-Jenis-Tendon-Adalah.html
https://wicaktini.wordpress.com/2013/11/25/refleks-pada-tendon-manusia/
Daftar pustaka
http://yayanajuz.blogspot.co.id/2012/05/kontraksi-otot.html
http://lenimaryati.blogspot.co.id/2011/06/sistem-otot-amphibia.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar