Laporan
Praktikum Fisiologi Hewan
Kontraksi
otot Jantung dan Haemoglobin pada Darah
Di
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan yang diampu
oleh Dosen Ibu Siti Nurkamilah, M. Pd.
Disusun
oleh :
KELOMPOK
3
Elvia
Desmonda (15542022)
Ai
Nur Rela Rismayani (15542002)
Neti
Haryati (15542004)
Dina
Nur Agnia (15541003)
Erma
Juwita (15542005)
Abdul
Rouf (15542024)
Kelas : 3-A
Pendidikan Biologi
Institut Pendidkan Indonesia
(IPI)
Garut
2018
A.
Judul Praktikum
“
Kontaksi Otot jantung dan haemoglobin pada darah ”
B.
Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu
: Senin , 15 Januari 2018
Tempat
: Laboratorium Fisiologi Hewan UPI Bandung
C.
Tujuan
·
Kontraksi
otot jantung : Mengetahui aktivitas
jantung melalui EKG
·
Kadar
haemoglobin pada darah : Untuk mengetahui dan menetapkan kadar hemoglobin dalam
darah dengan metod sahli
D.
Dasar
Teori
a.
Pengertian
Elektrokardiograf
Elektrokardiogram (EKG)
adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang
berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio,
kata Yunani untuk jantung,
gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Elektrokardiogram atau
yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan
jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung. Jantung normal
memiliki impuls yang muncul dari simpul SA kemudian dihantarkan ke simppul AV
dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan direkam oleh EKG
sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem
konduksi (listrik jantung), yang terdiri dari:
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak
dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node
ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan
listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium,
sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di
septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam
AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada
SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls
lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi.
Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan
bercabang 2, yaitu :
1. Cabang
berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang
berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan
diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut
purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara
otomatis engeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.
5.
Bentuk Gelombang
Dalam satu
gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik terdiri
dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan
titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT
interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram
tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T.
Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni
gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan.
b.
Definisi hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel
darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru
keseluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah.
Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam
darah sudah menggunakan mesin otomatis selain mengukur hemoglobin mesin
pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan zat lain dengan
menggunakan zat kimia bernama nilai sinar yang berhasil diserap oleh
hemoglobin.
Hemoglobin adalah metaloprotein
pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah mamalia dan hewan
lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari : globin, apoprotein, dan empat gugus
heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Pada pusat molekul terdapat cincin
heterosiklik yang dikenal dengan porifin yang menahan satu atom besi. Atom besi
ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen. Porifin yang mengandung besi disebut
heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin. Globin sebagai
istilah generik untuk protein globural. Ada beberapa protein mengandung heme,
dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari.
Pada manusia dewasa, hemoglobin
berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing
dua sub unit mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit
memiliki berat molekul ± 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya
menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme,
sehingga secara keseluruhan hemoglobin memilki kapasitas empat molekul oksigen.
Metode sahli penetapan
metode Sahli di dasarkan atas pembentukan asam hematin setelah darah ditambah
dengan larutan HCl 0,1 % kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara
visual dengan mencocokan warna larutan sampel dengan warna batang gelas
standard.
Alat cek haemoglobin Sahli atau haemometer adalah instrimen
laboratorium untuk menentukan kadar haemoglobin dalam darah berdasarkan satuan
warna .
Hb
sahli ini memiiliki prinsip kerja dengan membandingkan warna asam hematin
coklat yang telah di rubah dari haemoglobin dengan HCl dan membandingkannya
pada alat standard haemometer.
A.
Alat dan Bahan
·
Alat dan bahan kontraksi otot jantung
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Elektrokardiograf
|
Untuk mendiagnosa
jenis
penyakit
|
2.
|
Alcohol 70 %
|
Sebagai pembersih
|
3.
|
Cream
|
Untuk menbersihkan badan yg akan dipasang alat EKG
|
4.
|
Kapas
|
Sebagai pembersih dengan dibasahi dulu dengan alcohol 70 %
|
·
Alat
dan bahan penentuan kadar Hb
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Spuit
|
Untuk menyuntikan atau menghisap cairan
|
2.
|
Haemometer
sahli
|
Untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah
|
4.
|
Kapas
|
Sebagai pembersih dengan dibasahi dulu dengan alcohol 70 %
|
6.
|
Alcohol 70%
|
Sebagai pembersih
|
7.
|
HCl 0,1 %
|
Sebagai larutan pengencer untuk menghitung
kadar hemoglobin
|
8.
|
Darah vena
|
Sebagai sampel
|
A.
Cara Kerja
1. Cara kerja penggunaan alat EKG
a. Bersihkan bagian tubuh yang akan diperiksa denngan menggunakan
kapas beralkohol 70%
b. Setelah alcohol kering, oleskan dengan EKG krim pada bagian yang
dimaksud (dada, pergelangan tangan dan kaki).
c. Pasang elektroda pada dada, pergelangan tangan dan kaki sesuai
dengan kode warna elektroda di bawah .
Warna
|
Kode
|
tempat
|
Warna
|
kode
|
Tempat
|
Merah
|
R
|
Lengan kanan
|
Putih
|
RA
|
Lengan kanan
|
Kuning
|
L
|
Lengan kiri
|
Hitam
|
LA
|
Lengan kiri
|
Hijau
|
F
|
Kaki kanan
|
Merah
|
LL
|
Kaki kiri
|
Hitam
|
N
|
Kaki kiri
|
Hijau
|
RL
|
Kaki kanan
|
Putih/merah
|
C1
|
Dada 1
|
Coklat/merah
|
V1
|
Dada 1
|
Putih/kuning
|
C2
|
Dada 2
|
Coklat/kuning
|
V2
|
Dada2
|
Putih/hijau
|
C3
|
Dada 3
|
Coklat/hijau
|
V3
|
Dada 3
|
Putih/coklat
|
C4
|
Dada 4
|
Coklat/biru
|
V4
|
Dada 4
|
Putih/hitam
|
C5
|
Dada 5
|
Coklat/orange
|
V5
|
Dada 5
|
Putih/ungu
|
C6
|
Dada 6
|
Coklat/ungu
|
V6
|
Dada 6
|
d. setelah eletroda terpasang
kemudian oprasionalkan EKG secara otomatis/ manual.
a)
otomatis
-
pilih
oprasi pada posisi A di setiap panelnya.
-
tekan start/ stop, maka alat EKG akan
beroprasi dengan sendirinya dan periksa komponennya.
b)
Manual
-
Pilih
operasi pada posisi M di setiap panelnya
-
Pilih
LEAD EKG dengan cara menekan LEAD FEED untuk mengubah sesuai dengan kebutuhan,
selanjutnya tekan tombol strt/stop.
e. hal yang harus diperhatikan
pada saaat penggunaan EKG
-
Pasien
harus dalam keaadaan rileks, sebab dalam keadaan stress/batuk/bersin akan
mempengaruhi tampilan pada EKG.
-
Penggunaan
EKG krim harus secukupnya tidak boleh terlalu banyak atau sedikit
f. Jauhkan pasien EKG dari peralatan yang menimbulkan geombang induksi
elektroagnetik
g. pastikan peralatan mengguanakan arde/grounding.
2.
Cara
kerja uji Hb
1.
Menyiapkan
alat dan bahan
2.
Mengisi
tabung sahli dengan HCL 0,1 N sampai tanda batas angka 2 (± 5 tetes)
3.
Melakukan
sterilisasi lokal dengan kapas akohol 70%
4.
Menyiapkan
blood lancet
5.
Memasukan
blood lancet ke dalam ala pen lancet
6.
Menempelkan
alat tersebut ke ujung jari tangan kemudian setelah darahnyakeluar lalu dihisap
menggunakan pipet hemoblobin sampai garis tanda 0,1 mL.
7.
Memasukan
segera kedalam tabung sahliyang berisi HCL 0,1 N
8.
Mencampurkan
hingga homogen
Setelah
homogen warna darah tersebut di samakan dengan warna dari indictor yang berada
di sebelahnya
A.
Hasil
Pengamatan
·
Hasil
pengamatan EKG
Gambar
|
Keterangan
|
Grafik hasil pengukuran Elektrokardiograf yang terdiri dari
pengukuran aktivitas jantung yang menunjukan gelombang P, QRS, dan T
|
·
Hasil
pengamatan uji Hb
Gambar
|
Keterangan
|
Kadar haemoglobin pada sampel darah adalah 14 g/dL atau 90 %
setelah percobaan menggunakan haemoter Sahli
|
B. Pembahasan
a. Uji kontraksi otot jantung
Pada percobaan ini menggunakan alat
Elektrokardiogram. Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan
EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh
sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung.
Pengukuran aktivitas jantung menggunakan EKG
ini dilakukan pada salah satu praktikan bernama Abdul Rouf. Hal yang pertama
dilakukan adalah berbaring pada tempat yang telah disediaakan dalam keadaan
yang rileks. Karena apabila tidak rileks akan berpengaruh terhadap hasil dari
EKG tersebut.
Setelah berbaring, alcohol 70% di oleskan ke
bagian dada, pergelangan tangan dan kaki agar lebih bersih dan steril. Setelah
alcohol kering, krim EKG di oleskan pada bagian dada, pergelangan tangan dan
kaki agar elektroda menempel dengan baik.
Elektroda dipasang
pada bagian pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan dada.
·
Pada bagian pergelangan tangan kanan dipasang
eletroda merah (R) dan pada tangan kiri dipasangkan elektroda berwarna kuning
(L)
·
Pada bagian pergelangan kaki kanan dipasang
eletrida berwarna hijau (F) dan pada kaki kiri dipasngkan elektroda berwarna
Hitam (N)
Pada bagian dada terdapat beberapa elektroda
yang di tempatkan ditempat yang berbeda sesuai dengan letak jantung yang akan
dicatat aktivitasnya.
·
Coklat/merah (V1) ditempatkan pada dada kanan
di bagian rusuk no 4
·
Coklat/merah V2 ditempatkan pada dada kiri
dibagian rusuk no 4
·
Coklat/merah V3 ditempatkan pada dada kiri
dibagian rusuk no 3
·
Coklat/merah V4 ditempatkan pada dada kiri
dibagian rusuk no 2
·
Coklat/merah V5 ditempatkan pada dada kiri
dibagian rusuk no 1
·
Coklat/merah V6 ditempatkan pada dada kiri
dibagian rusuk no 1
Setelah alat EKG ini
dinyalakan, aktivitas jantung ini dicetak dalam satu kertas khusus. Hasil yang
didapat adalah :
Dari gambar di atas dapat dilihat beberapa
bentuk gelombang. Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik segmen
dan interval. Titik segmen terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang
sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari
PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan
ST segmen.
Elektrokardiogram tediri
atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali
kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q,
gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG
terdiri atas :
a.
Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium,
gelombang ini relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis.
b.
Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot
ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan
depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R.
Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.
c.
Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot
ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi)
Gelombang-gelombang
tersebut dapat terbentuk ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium,
terjadi depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya
sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR
sehingga defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus
AV, berkas His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi
di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di
aVR. Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian
mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang
T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F. Sangadji)
Elektrokardiogram normal
terdiri dari sebuah gelombang P , sebuah “kompleks QRS” dan sebuah gelombang T.
kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R,
gelombang S, ke semuanya di sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui
ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S sering
sangat menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen ,
tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS
atau hanya gelombang QRS.
Gelombang P di sebabkan
oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium mengalami depolarisasi
sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh arus listrik yang di
bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu,
gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi.
Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel
kembali dari keadaan depolarisasi.
Durasi atau Interval
Gelombang
a.
Interval P-Q
atau Interval P-R
Lama waktu
antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang QRS adalah interval waktu
antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini disebut sebagai interval P-Q.
Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik. Kadang-kadang interval ini
juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada.
b.
Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung
hampir dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang T. Interval ini juga
disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada. Sinyal EKG ini
memiliki sifat- sifat khas yang lain yaitu: Amplitudo rendah (sekitar 10μV –
10mV) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05 – 100Hz).
Nilai-nilai EKG Normal
1. Gelombang P
yaitu depolarisasi atrium
a.
Nilai-normal ; lebar <>
b.
Tinggi <0,25>
c.
Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6
d.
- ( ) di lead aVR
e.
+ atau - atau + bifasik ( ) di lead
III, aVL, V1
2. Kompleks QRS
yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan gelombang QRS sampai
akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.
a. Gelombang Q yaitu defleksi
pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam <1/3>
b. Gelombang R yaitu defleksi
pertama yang keatas (+)
·
Tinggi ; tergantung lead.
·
Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih
tinggi (besar)
·
Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar)
di V2 - V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi
pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
3. Gelombang T yaitu
repolarisasi dan ventrikel
a.
(+) di lead I, II, aVF, V2 - V6.
b.
(-) di
lead aVR.
c.
(±) / bifasik di lead III, aVL, V1
(dominan (+) / positif)
4. Gelombang U
; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan dalam
keadaan normal tidak terlihat.
Dari interval Q-R yaitu depolarisasi dan
ventrikel yang terlihat dari hasil EKG
menunjukan garis yang tidak terlalu tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
jantung hanya memiliki aktivitas rendah karena pola hidup abdul rouf yang
jangan sekali bergerak untuk berolah raga sehingga otot-otot jantung tidak
dilatih.
a. Penentuan kadah Hb
Pada percobaan ini akan menggunakan
Haemocitometer Sahli yang merupakan
alat laboratorium untuk menentukan kadar
haemoglobin dalam darah berdasarkan satuan warna. Hal pertama yang dilakukan adalah mengambil
larutan HCl 01 % dan dimasukan kedalam
haemometer Sahli sampai tanda batas menunjukan angka 2. Untuk mencari
tahu haemoglobin ini tentu saja diperlukan sel darah darah merah yang di terkadung
dalam darah. Untuk mengambil darah dari salah satu praktikan yaitu Nidha Haanda Resta
Agustin menggunakan Blood lanset yang kemudian dismasukan kedalam pen lanset
untuk membantu dalam menusuk bagian jari yang akan diambil darahnya.
Penusukan di bagian jari seaiknya dipermukaan
tengah jari agar darah yang keluar cukup banyak untuk digunakan. Darh tersebut
kemudian disedot menggunakan pipetoma sampai batas 0,1 mL. kemudian darah
tersebut dimasuka kedalam tabung haemoter Sahli yang sudah berisi larutan HCL
0,1 % tadi dan dihomogenkan dengan cara digoyangkan . setelah homogen tabung
sahli tersebut di simpan pada alat standard haemoter Sahli, kemudian berikan
tetes demi tets aquadest kedalam tabung tersebut sampai warnanya sama dengan
standar pada alat haemometer Sahli.
Dari hasil pengamatan
di dapat warna darah seperti dibawah ini :
Dari gambar dapat tersebut didapat bahwa :
Nama
pasien : Nidha Handa R A
Umur : 20 tahun
Jenis
kelamin : perempuan
Kadar
hemoglobin : 14 g/dL (90%)
Kadar haemoglobin pada darah seseorang
berbeda-beda tergantung umur, jenis kelamin, pola hidup dan kesehatan
seseorang. Adapun kadar haemoglobin yang normal adalah :
·
Laki-laki
dewasa : 14 - 18 g/dL
·
Wanita
dewasa : 12 – 16 g/dL
·
Wanita
hamil : 11,0 – 16 g/dL
·
Balita
: 11,0- 13 g/dL
·
Bayi
:13-19,5 g/dL
Dari kriteria tersebut Nidha dengan jenis
kemain wanita dengan umur 21 memilki Hb 14 g/dL termasuk kedalam normal dan hemoglobinnya
dapat berfungsi dengan baik pada tubuhnya. Haemoglobin memerankan peranan
penting dalam pengangkutan oksigen selama ia dapat kembali mengikat oksigen.
Haemoglobin
cenderung mengikat oksigen apabila lingkungannya penuh dengan oksigen dan
melepaskan oksigen dalam lingkungan yang relatif rendah oksigennya. Ini
berarti haemoglobin mengambil oksigen dalam paru dan melepaskan ke
jaringan-jaringan seperti otot aktif. Pada orang-orang yang mengandung
haemoglobin normal, kapasits darahnya membawa oksigen kira-kira 20 mL oksigen
per 100 mL darah.
Hampir alam semua
keadaan, darah mengandung banyak sekali oksigen ketika bergerak melalui paru.
Adapun fungsi lain dari Hemoglobin ini adalah :
1. Mengambil oksigen (O2) dari
paru-paru, membawa dalam aliran darah dan memberikannya kepada jaringan tubuh;
2. Membawa karbon dioksida (CO2)
dari jaringan tubuh ke paru-paru;
3. Memelihara keseimbangan
asam-basa tubuh;
4. Merupakan sumber bilirubin yang akan dirubah menjadi ur obilin
Adapun
ketika seseorang kekurangan atau kelebihan haemoglobin dalam darahnya dapat
mengindikasikan memiliki masalah dalah kesehatan atau pun pola hidupnya. Apabila
seseorang kekurangan Hb maka terindikasi mengidap penyakit anemia, sedangkkan
apabila terlatu tinggi maka orang tersebut dapat terindikasi mengidap
dehidrasi, erythroprotein, polisitemia vera, penyakit jantung, paru-paru dan
masih banyak lagi.
A. Kesimpulan
·
Uji kontraksi otot jantung
Aktivitas jantung dapat
dilihat dari gelombang P,
QRS, dan T. Pada gelombang QRS garis yang tidak terlalu tinggi menandakan bahwa praktikan tidak sering melakukan
gerak seperti olahraga
·
Uji penentuan kadar Hb
Pada sampel darah yang
diambil dari praktikan mengandung kadarhemoglobin sebanyak 14 g/dL atau dalam persen 90% yang berarti
kadar darah hemoglobinnya normal
Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah
http://www.pengertianahli.com/2014/06/pengertian-elektrokardiograf-ekg.html
http://www.academia.edu/19197360/aktivitas_jantung_dan_aliran_darah
https://imamri.wordpress.com/2013/10/14/praktikum-biokima-penentuan-kadar-hemoglobin-hb/
http://www.alodokter.com/penyebab-dan-cara-mengatasi-kekurangan-hemoglobin
https://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar